Perkenalan
Dari perspektif berbasis pengetahuan, sarana produksi yang paling penting tidaklah berwujud. Pandangan berbasis pengetahuan memberikan penekanan besar pada sumber daya manusia - keterampilan, pengetahuan, kompetensi, sikap dan motivasi orang-orang yang bekerja untuk organisasi, dan cara mereka menggunakan keterampilan ini untuk kepentingan organisasi. Artikel ini meneliti apakah dan bagaimana manajemen pengetahuan (KM) dapat digunakan untuk mempromosikan kepuasan kerja karyawan.
Praktik Manajemen Pengetahuan
KM mengacu pada mengidentifikasi dan memanfaatkan pengetahuan kolektif dalam organisasi untuk membantu organisasi bersaing. Biasanya, KM terdiri dari proses pengetahuan (seperti penciptaan, berbagi, akuisisi, transfer dan aplikasi pengetahuan) bersama dengan infrastruktur, kemampuan dan kegiatan manajemen yang mendukung dan meningkatkan proses pengetahuan.
Akuisisi pengetahuan meningkatkan kepuasan kerja karena melibatkan akses ke pengetahuan baru yang meningkatkan efisiensi dalam melaksanakan tugas seseorang. Kodifikasi pengetahuan juga membantu orang menemukan informasi dan informan yang mereka butuhkan untuk melaksanakan tugas mereka secara tepat waktu dan efektif. Proses penciptaan pengetahuan, di sisi lain, memungkinkan individu untuk berpartisipasi dalam kegiatan perencanaan dan desain dan memanfaatkan kreativitas mereka. Berbagi pengetahuan juga berkaitan dengan kebutuhan sosial individu. Retensi pengetahuan meningkatkan rasa pengakuan dan apresiasi karyawan, karena didasarkan pada mengenali nilai pengetahuan ahli individu. Singkatnya, penulis menyarankan bahwa karyawan akan lebih puas dengan pekerjaan mereka sejauh mereka mengalami proses KM di lingkungan kerja mereka.
Model Penelitian
Data penelitian dikumpulkan dari karyawan di organisasi menggunakan kuesioner berbasis Web. Dalam organisasi pemerintahan publik ini, tanggapan diperoleh dari 824 responden, mewakili lima sektor fungsional organisasi: administrasi; layanan sosial dan kesehatan; pendidikan dan budaya, kewirausahaan dan layanan bisnis; serta layanan teknis dan lingkungan.
Penulis memodelkan hipotesis bahwa masing-masing aspek dari Knowledge Management yakni akuisisi pengetahuan, knowledge sharing, knowledge creation, kodifikasi pengetahuan, dan retensi pengetahuan berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan.
Hasil
Dari lima proses KM yang diperiksa dalam penelitian ini, hanya dua yang tidak memiliki hubungan dengan kepuasan kerja, yakni knowledge acquisition dan knowledge creation.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa promotor kepuasan kerja berbasis pengetahuan yang signifikan berbeda sebagai fungsi karakteristik pekerjaan. Secara spesifik, proses KM menyumbang 58 persen dari varian kepuasan kerja untuk manajer menengah, persentase terbesar dalam penelitian ini.
Kesimpulan
1. Knowledge management memiliki lima aspek: akuisisi pengetahuan, knowledge sharing, knowledge creation, kodifikasi pengetahuan, dan retensi pengetahuan
2. Implementasi knowledge management di suatu perusahaan berpengaruh positif terhadap kepuasan pekerjaan
3. Terdapat kemungkinan bahwa sifat pekerjaan yang dilakukan dalam organisasi kota yang diteliti ini tidak memerlukan akuisisi pengetahuan (terutama dari sumber atau mitra di luar organisasi) atau penciptaan pengetahuan baru.
4. Pengaruh positif knowledge management lebih dirasakan oleh karyawan ketimbang manajemen tingkat atas
Sumber:
Kianto, A., Vanhala, M., & Heilmann, P. (2016). The impact of knowledge management on job satisfaction. Journal Of Knowledge Management, 20(4), 621-636. doi: 10.1108/jkm-10-2015-0398
0 komentar: